Penuh ego dan kerumuan asap
Dinding-dinding menjulang
Berita baru dan berita basi
Kota-kota sesak
Hidupku terhuyung-huyung di antaranya
Di tengah jelaga-jelaga pekat
Dan wajah di baliknya
Wajah di balik jelaga
Menatapku lekat-lekat
Siapa?
Tak siang tak, malam
Jelaga hitam, jelaga putih
Tetap menatapku
Tapi siapa?
Tak hujan, tak terik
Jelaga hitam, jelaga putih
Terus menatapku
Siapa dia?
Tanyaku, tanyaku, tanyaku
Lalu sang wajah berseru
"Aku adalah wajah yang kau buang
Ketika aku tak seindah kota
Lupakah engkau dari mana kita?"
Sungguh wajah dan jelaga marah padaku
Hingga aku tak dikenal lagi
Dan jelaga hitam kota
Menutup jalan mataku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar