Minggu, 22 November 2009

Sebuah Wajah di Balik Jelaga

Kota-kota sesak 
Penuh ego dan kerumuan asap 
Dinding-dinding menjulang 
Berita baru dan berita basi 

Kota-kota sesak 
Hidupku terhuyung-huyung di antaranya 
Di tengah jelaga-jelaga pekat 
Dan wajah di baliknya 

Wajah di balik jelaga 
Menatapku lekat-lekat 
Siapa? 

Tak siang tak, malam 
Jelaga hitam, jelaga putih 
Tetap menatapku 
Tapi siapa? 

Tak hujan, tak terik 
Jelaga hitam, jelaga putih 
Terus menatapku 
Siapa dia? 

Tanyaku, tanyaku, tanyaku 
Lalu sang wajah berseru 
"Aku adalah wajah yang kau buang 
Ketika aku tak seindah kota 
Lupakah engkau dari mana kita?" 

Sungguh wajah dan jelaga marah padaku 
Hingga aku tak dikenal lagi 
Dan jelaga hitam kota 
Menutup jalan mataku 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar